Jumat, 29 Juni 2012

Dilarang Mencelah Makanan


عَنْ اَ بِى هُرَ يْرَ ةَ رَ ضِىَ ا للهُ عَنْهُ قَا لَ: مَا عَا بَ رَ سُوْ لَ ا للهِ صَلَى ا للهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَ طَعَأ مًا قَطُ, اِ نِشْتَهَا هُ اَ كَلَهُ, وَ اِ نْ كَرِ هَهُ تَرَ كَهُز (متفق عليه)


Artinya: Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau menyukainya, beliau memakannya, dan apabila tidak menyenanginya, maka beliau meninggalkan makanan itu.(HR. Bukhori dan Muslim)
Hadits ini diambil dari kitab Riyadhus Sholihin(jilid satu).
Mencelah makanan adalah hal yang buruk bagi kita, karena secara tidak langsung tindakan tersebut adalah sama halnya dengan menghina rizki atau nikmat dari Allah yang telah diberikan kepada kita umat-umat manusia.

Haram Meniru Pakaian Dan Bertingkah Laku Seperti Lawan Jenis


 وعن ابئ هريره رضئ الله عنه قال : لعن رسول الله ص م الرجل يلبس لبسه المراءه, والمرءه تلبس ليسه الرجل. (رواه ابود اود با منا د صحيع)

Artinya: Dari abu huraira ra., ia berkata : Rasulullah saw. mengutuk orang laki-laki yang memakai pakaian seperti orang perempuan, dan mengutuk orang perempuan yang memakai pakaian yang seperti oarang laki-laki.(HR. Abu Dawud)
Hadits ini diambil dari kitab Riyadhus Sholihin(jilid dua).
       Tentang hadits di atas menjelaskan laknatan bagi orang laki-laki yang memakai busana seperti wanita dan begitu juga sebaliknya, karena itu termasuk menyerupai wanita. Begitu pula sebaliknya, seorang wanita yang berdandan layaknya seorang laki-laki.

Larangan Membuat Jambul


وعنه رضى الله عنه قل : رائ رسول ا لله ص م صبيا قد حلق بعض راء سه وترك بعضه , فنها هم عن ذ لك وقال : احلقوه كله اوتركوه كله . (رواه ابوداود با سنا د صحيح على شر ط ا لبخا ري و سلم)

Artinya: Dari ibnu umar ra., ia berkata : “Rasssulullah saw. melihat seorang anak yang telah di cukur sebagian rambutnya dengan sebagian yagn lain di biarkannya,kemudian beliau melarang manusia untuk berbuat seperti demikian serta beliau bersabda: cukurlah semuanya atau biarkanlah semuanya.”
Hadits ini diambil dari kitab Riyadhus Sholihin(jilid dua).
Hadits ini menjelaskan bahwa jika kita (umat manusia) mencukur rambut harus dengan rapi atau indah dan pantas dipandang orang.

Dampak Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi (IPTEK)



1.   Terhadap Kebutuhan Pokok Manusia
1.1  Pangan
Dampak positif:
A.    Ditemukannya bibit unggul yang dalam waktu singkat dapat diproduksi berlipat ganda.
B.     Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memungut hasil produksi sehingga hasilnya lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.
C.     Diterapkannya cara pemupukan yang tepat serta digunakannya bakteri yang sanggup memperkuat akar tanaman dengan mengambil zat hara dengan lebih baik sehingga hasilnya bertambah banyak.
D.    Digunakannya bioteknologi (misalnya hormon tumbuhan), untuk merangsang tumbuhnya daun, bunga, atau buah sehingga tumbuh lebih banyak.
Dampak negatifnya antara lain pemakaian pestisida, ternyata tidak saja dapat memberantas hama tanaman, tetapi juga dapat membuinuh hewan ternak, dapat meracuni hasil panen,dan bahkan meracuni manusia sendiri.

Islam di Era Reformasi


Proses reformasi di negara Indonesia diawali dengan lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998, lalu diangkat Wakil Presiden RI BJ. Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Soeharto sebagai Presiden transisi sampai ditentukan Presiden dari hasil pemilu yang dipercepat pada tahun 1999. Bergantinya pemegang tampuk kekuasaan negara telah membawa konsekuensi logis bagi posisi politik Islam di pentas kekuasaan negara. Beberapa tokoh Islam yang menjadi pelopor gerakan reformasi itu seperti Amien Rais, Abdurrahman Wachid, dan dalam batas-batas tertentu Nurcholish Madjid dengan ide-ide kritisnya, dan lain-lain dengan dukungan massa Islam khususnya kalangan kampus.
Pada akhirnya, lewat suatu proses seleksi yang dilakukan Tim 11, terdapat 48 partai politik.

Islam Pada Masa Soeharto (Orde Baru)


Setelah kepemimpinan Soekarno yang dikenal dengan Orde Lama tumbang, maka kepemimpinan negara berikutnya berada di tangan Soeharto dan timbulah apa yang disebut Orde Baru yang umat islam ikut berperan di dalamnya. Orde Baru memang sejak semuala mencanangkan pembaruan sistem politik. Tanggal 26 November 1966, dengan sebuah amanat dari presiden, disampaikan kepada DPRGR: RUU kepartaian, RUU pemilu, RUU susunan MPR, DPR dan DPRD. Pada tanggal 14 Agustus 1975 RUU kepartaian disahkan, penata kehidupan kepartaian berikutnya adalah penatapan asas tunggal, Pancasila, untuk parpol, Golkar, dan organisasi lainnya, tidak asas ciri, tidak ada lagi ideologi Islam, dan oleh karena itu tidak ada lagu partai Islam. Sejak dekade 1970-an kegiatan Islam semakin berkembang. Fenomena yang sangat bisa dilihat adalah munculnya bngunan-bangunan baru Islam : masji-masid, mushalla-mushalla, madrasah-madrasah juga pesantren-pesantren. Pengajian dan diskusi-diskusi keagamaan memasuki hotel-hotel mewah dan merekrut elite-elite bangsa.

Gerakan Islam Menjelang Kemerdekaan RI


Gerakan pembaharuan Jamaluddin al-Afghani (1897) yang menekankan solidaritas Pan Islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa, dengan kembali kepada Islam dalam suasana secara ilmiah  dimodernisasi dari timur tengah memberikan pengaruh besar terhadap gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Kebangkitan Islam membentuk organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) di Bogor (1909), Persyarekatan Ulama’ di Majalengka, Jawa Barat 1911, Muhammadiyah di Yogyakarta 1912, Persatuan Islam (Persis) di Bandung 1920, Nahdlatul Ulama’ (NU) di Surabaya 1926 dan lain-lain. Nasionalisme dalam pengertian politik muncul setelah H. Samanhudi menyerahkan tampuk pimpinan SDI pada bulan Mei 1912 kepada HOS Tjokroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memperluas ruang geraknya.
Dengan demikian terdapat tiga kekuatan politik yang mencerminkan tiga aliran ideologi : Islam, komunisme dan nasionalis sekuler.

Kerajaan Islam di Sulawesi


Kerajaan Gowa–Tallo, kerajaan kembar yang saling berbatasan, dan disebut kerajaan Makasar. Kerajaan ini terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi, yang merupakan daerah transito sangat strategis. Gowa-Tallo tampil sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan baik  dengan Ternate yang telah menerima Islam dari Gresik/Giri. Di bawah pemerintahan Sultan Babullah, Ternate mengadakan perjanjian persahabatan dengan Gowa-Tallo.
 Penyebaran Islam setelah itu berlangsung sesuai dengan tradisi yang telah lama diterima oleh para raja, keturunan To Manurung. Tradisi  itu mengharuskan seorang Raja memberitahun ”hal baik” kepada yang lain. Maka dari itu kerajaan Gowa-Tllo menyampaikan menyampaikan “ pesan Islam” kepada kerajaan-kerajaan seperti Luwu, yang lebih tua , Wojo, Soppeng dan Bone.

Kerajaan Islam di Maluku


Islam menncapai kepulauan rempah-rempah yang sekarang dikenal dengan Maluku ini pada pertengahan terakhir abad ke-15. Sekitar tahun 1460 Raja Ternate memeluk agama Islam. Nama raja itu adalah Vongi Tidore. Ia mengambil seorang isteri keturunan ningrat dari Jawa. Namun HJ. De Graaf berpendapat, raja pertama yang benar-benar muslim adalah Zainal Abidin (1486-1500 M.). di masa itu gelombang perdagangan muslim terus meningkat, sehingga raja menyerah kepada tekanan para pedagang muslim itu dan memutuskan belajar tentang islam padamadrasah Giri. Di Giri ia dikenal dengan raja Bulawa atau Raja cengkeh, mungkin karena ia membawa cengkeh ke sana sebagai hadiah.
Berkenaan dengan Ambon, sejarahwan Ambon satu-satunya, Rijali, menceritakan,

Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan


a. Kerajaan Banjar
Tulisan-tulisan yang membicarakan tentang masuknya Islamdi Kalimantan selatan selalun mengindentikkan dengan berdirinya Kerajaan Banjarmasin. Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang beragama Hindu. Peristiwa dimulai ketika terjadi pertentangan dalam keluarga istana, antara pangeran Samudra sebagai pewaris sah kerajaan Daha, dengan pamannya pangeran Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam hikayat Banjar, ketika raja Sukarama merasa sudah hamper tiba ajalnya, ia berwasiat, agar yang menggantikan nanti adalah cucunya Raden Samudera. Tentu saja keempat orang puteranya tidak menerima sikap ayahnya itu, lebih-lebih pangeran tumenggung yang sangat berambisi. Setelah Sukarama waafat, jabatan raja dipegang anak tertua, pangeran Mangkubumi. Waktu itu pangeran Samudera baru berumur 7 tahun.

Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa


a. Demak
Perkembangan Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan melemahnya posisi Raja Majapahit. Hal itu memberi peluang-peluang ke pada penguasa-penguasa Islam dipesisir  untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, wali Songo bersepakat mengangkat Raden Patah menjadi Raja pertama kerajaan Demak, kerajaan pertama di Jawa, dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Raden Patah menjalankan pemerintahannya, terutama dalam persoalan-persoalan agama, di bantu oleh para ulama, Wali Songo. Sebelumnya Demak yang masih bernama Bintoro merupakan daerah asal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Raden Patah. Daerah ini lambat laun menjadi pusat perkembangan agama Islam yang diselenggarakan oleh para wali. Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di abad ke-15 hingga awal abad ke-16.

Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Sumatra


a.      Samudra Pasai
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai yang merupakan kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kemunculannya sebagai kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau pertengahan abad ke 13 M sebagai hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-17, ke-8 M dan seterusnya. Bukti berdirinya kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13 M itu didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudra Pasai. Dari nisan itu dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadlan tahun 696 H yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.  Malik Al-Saleh, raja pertama itu merupakan pendiri kerajaan tersebut. Hal itu diketahui dengan melalui tradisi Hikayat Raja-raja Pasai.

Selasa, 26 Juni 2012

Filsafat Abad Modern dan Abad Kini


1.      Filsafat Abad Modern
1). Zaman Renaissance
            Renaisance berasal dari bahasa Perancis yang berarti “bangkit kembali”. Zaman ini adalah zaman lahirnya kembali semangat nasionalis yang pernah ada pada zaman klasik dulu. Zaman ini merupakan zaman kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa. Orang yang pertama kali memakai istilah tersebut adalah Michelet, seorang sejarawan Perancis terkenal. Menurutnya Renaissance periode penemuan manusia dan dunia dan bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan kebangkitan modern.
Pada zaman ini kebudayaan-kebudayaan klasik dihidupkan kembali, seperti kesusasteraan, seni dan filsafat yang mencari inspirasi mereka dalam warisan Yunani-Romawi. Ciri-ciri filsafat Renaissance adalah Humanisme, Individualisme, Empirisme dan Rasionalisme, yang menyebabkan pengetahuan rasional berkembang. Para filsuf terkenal pada zaman ini adalah Nicollo Macchiavelli (1469-1527), Thomas Hobbes (1588-1626), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon (1561-1626).

Filsafat Abad Pertengahan


1). Zaman Patristik atau Pemikiran Para Bapa Gereja
            Patristik berasal dari kata latin, “patres” (bapa-bapa gereja). Zaman ini dibagi menjadi dua, yakni Patristik Yunani dan Patristik Timur. Patristik Yunani disebut juga dengan Patristik Timur, tokoh-tokohnya adalah Clemes dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Nazianze (330-390), Basillus (330-379), Gregorius dari Nizza (335-394) dan Dionysios Areopagita (± 500). Sedangkan tokoh-tokoh Patristik Latin (disebut juga Patristik Barat) adalah Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran filsafat dizaman ini menunjukkan pengaruh Plotinos. Mereka berusaha menunjukkan bahwa iman itu sesuai dengan pikiran terdalam dari manusia. Tulisan Patristik menjadi sumber terlengkap yang hingga saat ini masih memberi inspirasi baru.

Filsafat Pada Abad Klasik



Pada abad inilah terjadi puncak perkembangan filsafat Yunani. Falsafah yang dibangun pada abad ini mampu menguasai sistem pengetahuan alam pikiran barat kurang lebih selama dua ribu tahun. Filsafat abad ini ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf besar seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles. Serta munculnya kaum sophis yang mengajarkan tentang keunggulan retorika dan kebenaran subjektif kepada para pemuda Athena. Mereka berpendapat bahwa manusia-lah ukuran bagi semua kebenaran yang ada (homo mensura).Dampak dari ajaran tersebut adalah ukuran kebenaran menjadi realatif dan subyektif. Filsafat abad ini dibagi menjadi dua zaman, yaitu; a). Zaman Sokrates, Plato dan Aristoteles, serta b). Zaman Helenisme.
a). Zaman Socrates, Plato dan Aristoles
Socrates (± 469-399 SM), salah seorang filsuf dari Athena, Yunani. Ia menyatakan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan manusia.

Filsafat Abad Kuno


Filsafat pada abad ini bermula ketika munculnya berbagai pemikiran mendalam tentang realitas (alam) yang ada ini. Pada mulanya pemikiran tersebut hanya sebatas renungan orang-orang bijak semata, namun pada akhirnya terumus dalam proporsi-proporsi yang logis dan sistematis. Menurut catatan sejarah, awal perkembangan filsafat pada abad ini dimulai dari Milete (sekitar tahun 600 SM). Milete adalah sebuah kota yang berada di Asia Kecil, kota ini menjadi tempat transit para pedagang dari berbagai penjuru dunia (seperti Mesir, Itali, Yunani dan Asia). Oleh karenanya sangatlah mungkin jika di kota tersebut terjadi pertemuan berbagai latar belakang kehidupan dan pemikiran, sehingga Milete dikenal sebagai pusat intelektualitas.
Munculnya para ahli pikir alam menyebabkan filsafat Yunani periode awal sering disebut sebagai filsafat alam. Sealin itu, filsafat alam ini juga dikenal sebagai filsafat pra-Socrates, karena karakter pemikiran filsafat ini berbeda dengan pemikiran filsafat zaman Socrates dan berikutnya.

Tafsir dan Ta'wil

         Al-qur’an adalah sumber hukum islam pertama dan tertinggi bagi umat islam (umat Nabi Muhammad). Kebahagiaan mereka bergantung pada makna, pengetahuan rahasia-rahasia dan pengamalan apa yang terkandung dalam al-Qur’an tersebut. Kemampuan masing-masing individu dalam memahami lafaz dan ungkapan al-Qur’an tidak sama, padahal penjelasan dan ayat-ayatnya sangat luas dan rinci. Perbedaan kemampuan pemahaman tersebut merupakan hal yang wajar. Kalangan orang awam hanya dapat memahami makna yang tersurat dan pengertian ayat-ayatnya secara global saja. Sedangkan kaum cendekiawan dan terpelajar akan dapat memahami dan menyimpulkan makna-makna yang menarik. Diantara kedua kelompok tersebut terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman. Sehingga wajar jika al-Qur’an mendapat perhatian besar dari umatnya, melalui kajian intensif, terutama dalam rangka tafsir dan ta’wil.
          A.      TAFSIR
1.      Pengertian Tafsir
Dilihat dari segi estimologi, makna tafsir mengikuti wazan “taf’il” berasal dari kata al-fasr (f, s, r), yg berarti