1). Zaman Patristik atau Pemikiran Para Bapa Gereja
Patristik berasal dari
kata latin, “patres” (bapa-bapa gereja). Zaman ini dibagi menjadi dua,
yakni Patristik Yunani dan Patristik Timur. Patristik Yunani disebut juga
dengan Patristik Timur, tokoh-tokohnya adalah Clemes dari Alexandria (150-215),
Origenes (185-254), Gregorius dari Nazianze (330-390), Basillus (330-379),
Gregorius dari Nizza (335-394) dan Dionysios Areopagita (± 500). Sedangkan tokoh-tokoh
Patristik Latin (disebut juga Patristik Barat) adalah Hilarius (315-367),
Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran
filsafat dizaman ini menunjukkan pengaruh Plotinos. Mereka berusaha menunjukkan
bahwa iman itu sesuai dengan pikiran terdalam dari manusia. Tulisan Patristik
menjadi sumber terlengkap yang hingga saat ini masih memberi inspirasi baru.
2). Zaman Skolastik
Sekitar tahun 1000
Aristoteles mengambil alih peran Plotinos, sehingga ia menjadi terkenal kembali
melalui filsuf-filsuf islam dan Yahudi, terutama melalui Avicena (980-1037),
Averroes (1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Para ahli pikir tersebut
menganggap bahwa filsafat Aristoteles dan Plato adalah benar, mereka mengadakan
perpaduan dan sinkrestisme antara agama dan filsafat. Pengaruh Aristoteles
sangat besar sehingga ia disebut sebagai “sang filsuf”, sedangkan Averos
disebut sebagai “sang komentator”. Filsafat mereka disebut Skolastik, karena
pada periode ini filsafat tersebut diajarkan di sekolah-sekolah biara dan
universitas-universitas sesuai kurikulum dan bersifat internasional.
Tokoh-tokoh Skolastik tersenbut adalah Albertus Magnus O.P. (1220-1280), Thomas
Aquinas O.P. (1225-1274), Bonaventura O.F.M. (1217-1274) dan Yohanes Duns
Scotus O.F.M. (1266-1308). Tema pokok ajaran mereka adalah “hubungan iman-akal
budi, adanya dan hakikat Tuhan, antropologi, etika dan politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda?