Selasa, 26 Juni 2012

Filsafat Abad Pertengahan


1). Zaman Patristik atau Pemikiran Para Bapa Gereja
            Patristik berasal dari kata latin, “patres” (bapa-bapa gereja). Zaman ini dibagi menjadi dua, yakni Patristik Yunani dan Patristik Timur. Patristik Yunani disebut juga dengan Patristik Timur, tokoh-tokohnya adalah Clemes dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Nazianze (330-390), Basillus (330-379), Gregorius dari Nizza (335-394) dan Dionysios Areopagita (± 500). Sedangkan tokoh-tokoh Patristik Latin (disebut juga Patristik Barat) adalah Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran filsafat dizaman ini menunjukkan pengaruh Plotinos. Mereka berusaha menunjukkan bahwa iman itu sesuai dengan pikiran terdalam dari manusia. Tulisan Patristik menjadi sumber terlengkap yang hingga saat ini masih memberi inspirasi baru.
2). Zaman Skolastik
            Sekitar tahun 1000 Aristoteles mengambil alih peran Plotinos, sehingga ia menjadi terkenal kembali melalui filsuf-filsuf islam dan Yahudi, terutama melalui Avicena (980-1037), Averroes (1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Para ahli pikir tersebut menganggap bahwa filsafat Aristoteles dan Plato adalah benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkrestisme antara agama dan filsafat. Pengaruh Aristoteles sangat besar sehingga ia disebut sebagai “sang filsuf”, sedangkan Averos disebut sebagai “sang komentator”. Filsafat mereka disebut Skolastik, karena pada periode ini filsafat tersebut diajarkan di sekolah-sekolah biara dan universitas-universitas sesuai kurikulum dan bersifat internasional. Tokoh-tokoh Skolastik tersenbut adalah Albertus Magnus O.P. (1220-1280), Thomas Aquinas O.P. (1225-1274), Bonaventura O.F.M. (1217-1274) dan Yohanes Duns Scotus O.F.M. (1266-1308). Tema pokok ajaran mereka adalah “hubungan iman-akal budi, adanya dan hakikat Tuhan, antropologi, etika dan politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda?