a.
Kerajaan Banjar
Tulisan-tulisan yang membicarakan
tentang masuknya Islamdi Kalimantan selatan selalun mengindentikkan dengan
berdirinya Kerajaan Banjarmasin. Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari
Kerajaan Daha yang beragama Hindu. Peristiwa dimulai ketika terjadi
pertentangan dalam keluarga istana, antara pangeran Samudra sebagai pewaris sah
kerajaan Daha, dengan pamannya pangeran Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam
hikayat Banjar, ketika raja Sukarama merasa sudah hamper tiba ajalnya, ia
berwasiat, agar yang menggantikan nanti adalah cucunya Raden Samudera. Tentu
saja keempat orang puteranya tidak menerima sikap ayahnya itu, lebih-lebih
pangeran tumenggung yang sangat berambisi. Setelah Sukarama waafat, jabatan raja
dipegang anak tertua, pangeran Mangkubumi. Waktu itu pangeran Samudera baru
berumur 7 tahun.
Pangeran mangkubumi tidak terlalu berkuasa. Ia terbunuhb oleh
seorang pegawai istana yang beherhasil dihasut oleh pangeran Tumenggung. Dengan
meninggalnya pangeran Mangkubumi, maka pangeran Tumenggung lah yang tampil
menjadi raja Daha.
Dalam pada itu pangeran Samudera
berkelana ke wilayah muara. Ia kemudian di asuh oleh seorang patih, bernama
Patih Masih. Atas bantuan pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan perlawanan.
Dalam serangan pertama pangeran Samudera berhasil menguasai Muara Bahan, sebuah
pelabujan strategis yang sering dikunjungi pedagang luar, seperti dari pesisir
utara Jawa, Gujarat, dan Malaka.
Peperangan terus berlangsung secara
seimbang. Patih masih mengusulkan kepada pangeran Samudera untuk meminta
bantuan kepada kerajaan Demak. Sultan Demak bersedia membantu asal pangeran
Samudera nanti masuk Islam. Sultan Demak kemudian mengirim bantuan seribu orang
tentara beserta seorang penghulu bernama Khatib Dayan untuk mengislamkan orang
Banjar.Dalam peperangan itu, pangeran Samudera memperoleh kemenangan, dan
sesuai janjinya, ia beserta seluruh kerabat keratin dan penduduk banjar
menyatakan diri masuk Islam. Pangeran samudera sendiri, setelah masuk Islam, diberi
nama Sultan Suryanullah atau Suriansyah, yang dinobatkan sebagai raja pertama
dalam kerajaan Islam Banjar.
b.
Kerajaan Kutai
Menurut risalah kutai, dua orang
penyebar Islam tiba di kutai pada masa pemerintahan raja mahkota. Salah seorang
diantaranya adalah Tuan Bandang yang dikenal dengan Dato’ Ri Bandang dari
masakar, yang lainnya adalah Tuan Tunggang Parangan. Setelah pengislaman itu,
Dato’ Ri Bandang kembali ke Makasar sementara Tuan Tunggang Parangan tetap di
Kutai. Melalui yang terakhir inilah Raja Mahkota tunduk kepada keimanan Islam.
Setelah itu, segera dibangun sebuah masjid dan pengajaran agama dapat dimulai.
Yang pertama sekali mengikuti pengajaran itu adalah raja mahkota sendiri,
kemudian pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang, dan akhirnya rakyat
biasa.
Sejak itu, raja mahkota berusaha keras
menyebarkan agama islamdengan pedang. Proses islamisasi di Kutai dan daerah
sekitarmya diperkirakan terjadi pada tahun 1575. Penyebaran lebih jauh ke
daerah-daerah pedalaman dilakukan terutama pada waktu puteranya Aji di Langgar,
dan pengganti-pengantinya, meneruskan perang ke daerah Muara Kamam.
ini hanya 2 saja kerajaannya?
BalasHapusIya, mbak Inayah.
HapusTerima kasih atas kunjungannya.