Selasa, 26 Juni 2012

Tafsir dan Ta'wil

         Al-qur’an adalah sumber hukum islam pertama dan tertinggi bagi umat islam (umat Nabi Muhammad). Kebahagiaan mereka bergantung pada makna, pengetahuan rahasia-rahasia dan pengamalan apa yang terkandung dalam al-Qur’an tersebut. Kemampuan masing-masing individu dalam memahami lafaz dan ungkapan al-Qur’an tidak sama, padahal penjelasan dan ayat-ayatnya sangat luas dan rinci. Perbedaan kemampuan pemahaman tersebut merupakan hal yang wajar. Kalangan orang awam hanya dapat memahami makna yang tersurat dan pengertian ayat-ayatnya secara global saja. Sedangkan kaum cendekiawan dan terpelajar akan dapat memahami dan menyimpulkan makna-makna yang menarik. Diantara kedua kelompok tersebut terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman. Sehingga wajar jika al-Qur’an mendapat perhatian besar dari umatnya, melalui kajian intensif, terutama dalam rangka tafsir dan ta’wil.
          A.      TAFSIR
1.      Pengertian Tafsir
Dilihat dari segi estimologi, makna tafsir mengikuti wazan “taf’il” berasal dari kata al-fasr (f, s, r), yg berarti
“menjelaskan, menyingkap dan mengungkapkan atau menerangkan makna yang abstrak”. Ibnu Mandhur mendefinisikan dalam lisan arab yang merujuk pada Q.S. Al-furqan:33 menjelaskan istilah ”kashf al-mughatta”, yaitu membuka sesuatu yang tertutup. Hal ini kemudian menjadi latar belakang timbulnya definisi tafsir dari Ibnu Mandhur.
Menurut disiplin ulumul Qur’an, tafsir adalah membuka dan menjelaskan maksud yang sukar dari suatu lafadz. Dari sinilah muncul berbagai pendapat dari para pakar ilmu tafsir yang melahirkan istilah “al-idah wa at-tabyin” (menjelaskan dan menerangkan). Berikut beberapa istilah yang dikemukakan oleh beberapa pakar ilmu tafsir:


1)        M. Ali as-Sabuniy
علم يعر ف به فهم كتا ب ا لله ا لمتر ل على نبيه محمد صلى ا لله عليه و سلم و بيا ن معا نيه وا ستخرا ج أ حكا مه و حكمه
Bahwa tafsir adalah "ilmu yang digunakan untuk memahami Kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan menjelaskan makna-maknanya, serta mengeluarkan hukum-hukum dan maknanya."
2)      as-Sa'id al-Jurjany
تو ضيح معنى ا لآ ية شأ نها و قصتها و السبب ا للذ ى نز لت فيه بلفظ يد ل عليه دلالة ظهرا
"Tafsir pada asalnya bermakna menyingkap dan melahirkan, sedang dalam istilah syar'i, tafsir adalah penjelasan makna ayat, eksistensinya, kisahnya dan latar belakang turunnya dengan lafadz yang menunjuk kepadanya secara jelas dan pasti."
3)      Ali Hasan Aridl
"Tafsir adalah disiplin ilmu yag membahas tentang cara mengucapkan lafadz-lafadz al-Qur'an, makna-makna yang ditunjukannya dan hukumnya, baik ketika berdirisendiri maupun tersusun, serta makna-makna yang dimungkinkannya ketika dalam keadaan tersusun."
Sedangkan pengertian tafsir secara terminology adalah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafaz-lafaz Qur’an, tentang petunjuk-petunjuknya, hokum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun serta hal-hal lain yang melengkapinya.
Definisi-definisi diatas menjelaskan tiga poin penting dalam panafsiran al-Qur'an, yaitu: memahami (al-fahmu, verstehen, to understand), menjelaskan (al-bayan, erklaeren, to explain), dan mengeluarkan (istikhraj, extrahieren, to extract).
Pemahaman lebih bersifat psikologis dan personal, yaitu kemampuan kognitif seorang penafsir sebelum mengungkapkan atau menyampaikan tafsirannya, baik secara lisan maupun tulisan. Penjelasan, merupakan hasil dari pemahaman, yaitu kemampuan mengungkapkan atau menyampaikan sebagai aktifitas yang bersifat efektif seorang penafsir. Dari kedua aktifitas tersebut seorang penafsir mampu melakukan analisa yang menghasilkan makna yang tepat dan akurat dari teks lafadz yang dimaksud.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir adalah aktifitas menggalih makna makna yang paling tepat dan jelas diantara makna yang dimuat oleh teks lafadz al-Qur'an, sehingga berfungsi sebagai penjelas pesan Allah. Oleh karena itulah tafsir sering dipakai untuk mengungkap makna ayat-ayat yang muhkam dan bersifat tekstualis.
2.      Macam-macam Tafsir Dalam Berbagai Dimensinya
-          Tafsir Berdasarkan Sumbernya
a.                   Tafsir bilma’thur
b.                   Tafsir birra'yu
c.                   Tafsir bil iqtiraniy
-          Tafsir Berdasarkan Penjelasannya
a.                   Tafsir ijmali (global)
-          Tafsir Berdasarkan Sasaran dan Tertib Ayat
a.                   Tahliliy
b.                   Nuzuliy
c.                   Maudu’iy
-          Tafsir Berdasarkan Cara Penjelasannya
a.                   Bayani (deskriptif)
b.                   Muqaran (kompratif)
-          Tafsir Berdasarkan Coraknya
a.                   Taqfsir bercorak Fiqhiy/Ahkam
b.                   Taqfsir bercorak I’tiqadiy
c.                   Taqfsir bercorak Sufiy
d.                   Taqfsir bercorak falsafiy
e.                   Taqfsir bercorak Lughawiyah/Adabiy
f.                    Taqfsir bercorak Ilmiy
g.                   Taqfsir bercorak Adab al-ijtima’i
h.                   Tafsir Mu’asir

3.      Jenis-Jenis Tafsir
      Terdapat empat jenis penafsiran yang berdasar pada tradisi tafsir, yaitu:
1). penafsiran al-Qur'an oleh al-Qur'an,
2). penafsiran al-Qur'an oleh Nabi,
3). penafsiran al-Qur'an oleh para Sahabat Nabi, dan
4). Penafsiran al-Qur'an oleh para Tabi'in.
      Berdasarkan hirarki sumber otoritatif Sunni, dua jenis yang pertama dianggap paling tinggi otoritasnya, karena kewenangannya berasal langsung dari pernyataan al-Qur'an dan as-Sunnah. Walaupun para sahabat sangat dekat dengan Nabi dan mereka mendapt bimbingan langsung dari Nabi, namun ukuran kewenangan mereka lebih rendah.

            B.         TA'WIL
1.      Pengertian Ta’wil
      Menurut bahasa, ta’wil berasal dari kata “awwala” yang artinya kembali dan berpaling. Sedangkan menurut istilah, ta’wil adalah “makna-makna yang tersembunyi dan terselubung yang bersifat spiritual yang dimuat oleh ayat al-Qur’an yang mulia, yang diistinbatkan oleh para Ulama’ dan para Arif.
      As-Said al-Jurjany mengungkapkan bahwa ta’wil ialah mengalihkan makna teks lafaz kepada salah satu makna konteks lafaz yang sesuai dan tidak bertentangan dengan al-Kitab dan al-Sunnah. Sedangkan berdasarkan versi Hasby ash Siddieqy, ta’wil menerangkan salah satu makna yang dapat diterima oleh lafaz.
      Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ta’wil adalah memalingkan lafaz dari makna yang zahir kepada lafaz-lafaz yang mukhtamil, yang maknanya tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.
2.      Aplikasi Tafsir dan Ta’wil
      Contoh aplikasi tafsir dan ta’wil dalam memahami makna “yukhrijul hayya minal mayyiti”. Bila dimaknai dengan cara tafsir, maka yang dikehendaki adalah mengeluarkan burung dari telur. Bila yang dikehendaki itu mengeluarkan orang mukmin dari orang kafir, atau mengeluatkan orang pandai dari orang yang bodoh, maka pemaknaannya adalah dengan cara ta’wil.
      Dari contoh di atas didapat penjelasan bahwa ta’wil merupakan makna yang diambil dari konteks lafaz yang dimuat oleh banyak makna dalam teks al-Qur’an. Ta’wil banyak digunakan untuk menggalih mkna ayat-ayat yang mutasyabih, dan penafsiran yang bersifat kontekstual ataupun esoteric (batiniyah).
            C.          PERBEDAAN TAFSIR DAN TA’WIL
1). Tafsir adalah apa yang telah jelas di adalam Kitabullah, karena maknanya telah jelas dan gambling. Sedangkan ta’wil adalah apa yang disimpulkan oleh para ulama’.
2). Tafsir berhubungan dengan riwayat, sedangkan ta’wil berhubungan dengan dirayah.
3). Tafsir lebih banyak dipakai dalam (menerangkan) lafaz dan mufradat (kosa kata), sedangkan ta’wil lebih sering digunakan dalam (menjelaskan) makna dan sunnah kalimat.
            D.          KEUTAMAAN TAFSIR
                  Tafsir adalah ilmu syar’i yang paling agung kedudukannya dan sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan tafsir sangat mendesak, karena segala kesempurnaan agamawi dan duniawi harus sejalan dengan syara’, sedangkan kesejalanan tersebut sangat bergantung pada pengetahuan tentang Kitab Allah. Obyek pembahasan ilmu tafsir adalah Kalamullah, yang merupakan sumber dari segala hikmah dan keutamaan. Tujuan utamanya adalah berpegang pada tali yang kokoh dan mencapai kebahagiaan hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda?